https://e-abdimas.unw.ac.id/index.php/jhhs/issue/feed Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) 2023-10-06T06:45:02+00:00 Ida Sofiyanti idasofiyanti@gmail.com Open Journal Systems <div class="body"> <div class="description"> <div style="border: 2px #444F71 solid; padding: 10px; background-color: #f0ffff; text-align: left;"> <ol> <li class="show">Nama Jurnal: <a href="http://e-abdimas.unw.ac.id/index.php/jhhs/index">Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS)</a></li> <li class="show">Singkatan: JHHS</li> <li class="show">Frekuensi: Maret dan September</li> <li class="show">ISSN: Print - | Online 2686-3812</li> <li class="show">Editor in Chief:Ida Sofiyanti, S. Si.T., M. Keb.</li> <li class="show">DOI: 10.35473/jhhs</li> <li class="show">Akreditasi : Sinta 5</li> <li class="show">Penerbit: LPPM Universitas Ngudi Waluyo</li> </ol> </div> <p>Jurnal JHHS terbit dua kali setahun pada bulan September dan Maret berisi tentang tulisan ilmiah tentang hasil penelitian pada bidang ilmu kesehatan</p> <p>untuk penulis dan peneliti :</p> <p>1. Kirimkan naskah artikel sesuai dengan template yang baik dan benar (silahkan unduh di template JHHS)<br />2. Masukkan semua data penulis (penulis 2, penulis 3, dst) saat mengisi metadata pada OJS<br />3. Gunakan referensi terbaru dalam 10 tahun terakhir<br />4. Gunakan Aplikasi Mendeley dengan style American Psychological Association 7th<br />5. Skor maksimum untuk cek turnitin 25%. </p> <p>Editor akan langsung menolak/ decline jika naskah artikel yang dikirimnkan tidak sesuai dengan kriteria di atas, Terima kasih</p> </div> </div> https://e-abdimas.unw.ac.id/index.php/jhhs/article/view/297 Promosi Kesehatan untuk Meningkatkan Pengetahuan Remaja Tentang Akupressure pada Dismenorhea Primer 2023-08-30T03:53:05+00:00 Cahyaningrum cahya.ningrum@ymail.com Masruroh cahya.ningrum@gmail.com <p><em>In reducing dysmenorrhea can be done with pharmacological and non-pharmacological therapy. Pharmacological therapy for the treatment of dysmenorrhea by administering drugs and supplements. Non-pharmacological therapies such as warm compresses, massage, exercise, adequate sleep, listening to music and relaxation such as yoga and acupressure techniques. Acupressure is a medical technique from China that can reduce pain sensations by increasing endorphins, which are hormones that can naturally bring a sense of relaxation to the body, blocking pain receptors to the brain (Aprillia, 2010). This study generally aims to determine the effectiveness of health promotion to increase adolescent knowledge about acupressure in primary dysmenorrhea. This research was conducted by SMK Swadaya Temanggung. The population in this study were all female students of the Temanggung Swadaya Vocational School. The sample used purposive sampling, as many as 38 respondents. The Wilcoxon test of knowledge before and after being given cadre training showed that there were 18 respondents with increased knowledge and 20 respondents with permanent knowledge. With a p value of 0.004 (&lt;0.05), which means there are differences in knowledge before and after being given health Promotion</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Dalam mengurangi dismenore dapat dilakukan dengan terapi farmakologi dan non farmakologi. Terapi farmakologi untuk penanganan dismenore dengan pemberian obat – obatan dan suplemen. Terapi non farmakologi misalnya kompres hangat, massage, exercise, tidur yang cukup, mendengarkan musik serta relaksasi seperti yoga dan teknik akupresure. Akupresur merupkan teknik pengobatan dari Cina yang dapat mengurangi sensasi-sensasi nyeri melalui peningkatan endorphin, yaitu hormon yang mampu menghadirkan rasa rileks pada tubuh secara alami, memblok reseptor nyeri ke otak (Aprilia &amp; Yesie, 2011) Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui efektifitas promosi kesehatan untuk peningkatan pengetahuan remaja tentang akupressure pada dismenorhea primer. Penelitian ini dilakukan SMK Swadaya Temanggung. Desain penelitian termasuk deskriptif kuantitatif dengan metode yang akan dipakai adalah <em>eksperimen semu ( quasi eksperimen</em>) dengan pendekatan <em>pre-post design</em>. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi SMK Swadaya temanggung. Sampel menggunakanpusposive sampling, sebanyak 38 responden. Uji wilcoxon pengetahuan sebelum dan setelah di berikan promosi kesehatan menunjukan bahwa didapatkan 18 responden dengan pengetahuan meningkat dan 20 responden dengan pengetahuan tetap. Dengan p value 0,004(&lt;0,05) yang berarti terdapat perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah di berikan promosi kesehatan. </p> 2023-11-01T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) https://e-abdimas.unw.ac.id/index.php/jhhs/article/view/300 Asuhan Kebidanan Continuity of Care (COC) dengan Masalah Infeksi Usus 2023-08-25T08:05:20+00:00 Nila Trisna Yulianti nila@akbidborneomedistra.ac.id Ida Sofiyanti idasofiyanti@gmail.com <p><em>The period of pregnancy, childbirth, postpartum, neonates is a physiological condition that may threaten the life of the mother, baby and even cause death. One effort that can be done is to apply a comprehensive midwifery care model that can optimize the detection of high-risk neonatal maternal. </em><em>The aim of the research was to analyze midwifery care for pregnant women, maternity, postpartum, BBL and family planning. Analytical descriptive observational research method. A case study approach to the implementation of midwifery care includes care for pregnancy, childbirth, newborns, postpartum, and family planning (KB). The sample was a second trimester pregnant woman, gestation age 23 weeks 3 days, G2P1A0</em>. <em>Research time November 2022 – April 2023 in the working area of TPMB Bdn.Catur Widayanti, S.Si.T. The research instrument uses the SOAP documentation method with a varney management mindset. </em><em>The collection technique uses primary data through interviews, observation, physical examination, MCH handbook. Research results Mrs. Z G2P1A0 gestational age 36 weeks 4 days with intestinal infection problems found complaints of feces mixed with blood mucus, stomach feels mules, rectum feels pain and has a history of fast food (junk food) patterns in the last 3 months. Labor received antibiotics for 5 days and mefemanic acid therapy. The postpartum period proceeds normally without bleeding, uterine contractions are good, lochia rubra, perineal abrasions, the mother is getting vitamin A. In newborns, the results of normal anthropometric examinations, negative SHK and passed OEA. Mrs. Z decided to use birth control implants.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Masa kehamilan, persalinan, nifas, neonatus merupakan suatu keadaan fisiologis yang kemungkinan mengancam jiwa ibu, bayi bahkan menyebabkan kematian. Salah satu upaya yang dapat dilakukan menerapkan model asuhan kebidanan komperehensif yang dapat mengoptimalkan deteksi risiko tinggi maternal neonatal. Tujuan penelitian melakukan analisis pelaksanaan asuhan kebidanan ibu hamil, bersalin, nifas, BBL dan KB. Metode penelitian observasional desktiptif analitik .Pendekatan studi kasus pada pelaksanaan asuhan kebidanan meliputi asuhan kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan keluarga berecana (KB).Sampel adalah seorang ibu hamil trimester II usia kehamilan 23 minggu 3 hari, G2P1A0. Waktu penelitian November 2022 – April 2023 di wilayah kerja TPMB Bdn.Catur Widayanti, S.Si.T. Instrumen penelitian menggunakan metode dokumentasi SOAP dengan pola pikir manajemen varney. Teknik pengumpulan menggunakan data primer melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, buku KIA. Hasil asuhan didapatkan Ny. Z G<sub>2</sub>P<sub>1</sub>A0 usia kehamilan 36 minggu 4 hari dengan masalah infeksi usus ditemukan keluhan feses bercampur dengan darah lendir, perut terasa mules, dubur terasa nyeri dan memiliki riwayat pola nutrisi siap saji (<em>junkfood</em>) dalam waktu 3 bulan terakhir. Persalinan mendapatkan antibiotik selama 5 hari dan terapi asam mefemanat. Masa nifas berlangsung normal tidak ada pendarahan, kontraksi uterus baik, lochea rubra, luka lecet perinium, ibu mendapatkan vitamin A. Pada bayi baru lahir hasil pemeriksaan antropometri normal, SHK negative dan OEA lulus. Ny. Z memutuskan menggunakan KB implan.</p> 2023-11-01T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) https://e-abdimas.unw.ac.id/index.php/jhhs/article/view/318 Studi Kasus Peningkatan Frekuensi Makan dengan Pijat Tui Na pada Balita Stunting 2023-09-11T02:09:55+00:00 Anggi Puspitasari anggipuspitaaaaa30@gmail.com Fauziah Hanum Nur Adriyani fauziahhanum@uhb.ac.id Arlyana Hikmanti arlyanahikmanti@uhb.ac.id <p><em>Based on the World Health Organization (WHO) in its 2022 report, it shows that globally, there are 149.2 million children under the age of 5 experiencing stunting, 45.4 million are underweight, and 38.9 million are overweight. In 2010, there was a slight decrease in stunting in toddler data, namely 36.8%. and in 2013 it increased to 37.2%. The success of the government program is shown by reducing the prevalence of stunting under five in 2018 to 30.8%. However, it is still a problem because the prevalence rate is more than 20%. Data obtained from the Banjarnegara District Health Service in 2023, the number of toddlers who came to be weighed at the posyandu was 61,387 toddlers, there were 4,844 (7.9%) malnourished toddlers, 13,951 (22.7%) stunted toddlers, 35 (0.06%) ) malnutrition. Based on data obtained from the Mandiraja 1 Community Health Center, 1003 toddlers were weighed, 123 (12.2%) were malnourished, and 294 (29.3%) were stunted. One of the complementary actions taken to overcome difficulty eating in toddlers is Tui Na Massage which has the function of increasing appetite so that nutrition is met. The purpose of Tui Na Massage care is because there are still many cases of stunted toddlers with complaints that the frequency of eating is reduced so that the toddler's energy intake is not met, causing failure in growth and development. The method used for 5 stunted toddlers was using the interview method, namely asking questions and giving respondents a table. food records for 3 days to determine the frequency of eating in stunted toddlers. The research results showed that the majority of toddlers experienced an increase in eating frequency, 4 out of 5 toddlers and there was 1 toddler who did not experience an increase in eating frequency but his portion size increased. Suggestions to midwives and other health tasks can improve the quality of health services, especially for stunted toddlers, one of which is complementary action, namely tui na massage.</em></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Berdasarkan World Health Organization (WHO) dalam laporan Tahun 2022 menunjukan bahwa secara global, terdapat 149,2 juta anak dibawah usia 5 tahun mengalami stunting, 45,4 juta kurus, dan 38,9 juta kelebihan berat badan. Pada tahun 2010, data balita stunting terjadi sedikit penurunan yaitu sebesar 36,8 %. dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 37,2%. Upaya keberhasilan program pemerintah ditunjukan melalui penurunan prevalensi balita pendek pada Tahun 2018 menjadi 30,8%. Namun masih menjadi masalah karena angka prevalensi lebih dari 20%. Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara tahun 2023 jumlah balita yang datang dilakukan penimbangan di posyandu sebanyak 61.387 balita, terdapat hasil 4.844 (7,9%) gizi kurang, 13.951 (22,7%) balita pendek, 35 (0,06%) gizi buruk. Berdasarkan data yang didapatkan dari Puskesmas Mandiraja 1 terdapat balita yang dilakukan penimbangan sebanyak 1003 balita, terdapat hasil 123 (12,2%) gizi kurang, dan 294 (29,3 %) balita pendek. Salah satu tindakan komplementer yang dilakukan untuk mengatasi sulit makan pada balita yaitu dilakukannya Pijat Tui Na yang mempunyai fungsi untuk meningkatkan nafsu makan agar nutrisinya terpenuhi. Tujuan dilakukan asuhan Pijat Tui na karena masih banyaknya kasus balita stunting dengan keluhan frekuensi makannya berkurang sehingga asupan energi pada balita tidak terpenuhi maka menyebabkan gagal dalam pertumbuhan dan perkembangan.Metode yang dilakukan kepada 5 balita stunting dengan menggunakan metode wawancara yaitu menanyakan pertanyaan dan memberikan responden tabel food records selama 3 hari untuk mengetahui frekuensi makan pada balita stunting. Hasil penelitian diperoleh sebagian besar balita mengalami peningkatan frekuensi makan sebanyak 4 dari 5 balita dan ada 1 balita yang tidak mengalami peningkatan frekuensi makan tetapi porsi makannya naik. Saran kepada bidan dan tugas kesehatan lainnya dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama pada balita stunting salah satunya dilakukan tindakan komplementer yaitu pijat tui na.</p> 2023-11-01T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) https://e-abdimas.unw.ac.id/index.php/jhhs/article/view/319 Peningkatan Nafsu Makan pada Balita Stunting dengan Baby Gym dengan Menggunakan Citronella Oil: Studi Kasus 2023-09-12T03:01:22+00:00 Berliana Putri Utami berlianaptr443@gmail.com Fauziah Hanum Nur Adriyani fauziahhanum@uhb.ac.id Feti Kumala Dewi fetikumala@uhb.ac.id <p><em>Toddlers aged 1 – 5 years are a critical period, due to experiencing accelerated growth and development of babies during this golden period. Toddlers are considered as a vulnerable age group for problems related to nutrition. One of the impacts of nutritional problems is stunting nutritional disorder. Stunting is a disorder that occurs in toddlers regarding their growth caused by diseases such as chronic infectious diseases or there is chronic malnutrition of nutrient intake, as well as the z-score value for height for age with less than -2 SD. The problem of appetite disorders in stunting toddlers is given complementary care in the form of baby massage to improve appetite, which can improve the function of the vagus nerve which makes children easily hungry so that appetite disorders can be treated. Safe massage can use citronella oil. The content of geraniol and citronellal in CITRONELLA OIL is useful for increasing appetite in toddlers. The aim of this case study is to increase appetite in stunted toddlers with Baby Gym and Citronella Oil. Case study method was carried out on 5 stunted toddlers aged 1-5 years for 3 days in the Pagedongan Health Center area by giving baby massage using citronella oil. This case study was carried out using observation, history taking and physical examination. Observations were carried out using food record sheets to determine the appetite of stunted toddlers. The results obtained were that after being given a baby massage with citronella oil, there were 3 toddlers who experienced an increase in the frequency and portion of their meals, 2 of them experienced an increase in appetite in just their portion without any addition to the frequency of eating. These results can be seen that there is an increase in appetite both in frequency and portion in the 5 respondents.</em></p> <p> </p> <p>ABSTRAK</p> <p>Balita usia 1–5 tahun merupakan masa kritis, dikarenakan mengalami percepatan pertumbuhan dan perkembangan bayi pada masa <em>golden</em> <em>period</em> ini. Balita yang dianggap sebagai kelompok usia rentan terjadinya masalah berkaitan dengan gizi. Dampak dari permasalahan gizi salah satunya gangguan gizi stunting. Stunting yaitu gangguan yang terjadi pada balita mengenai pertumbuhannya yang disebabkan oleh penyakit seperti penyakit infeksi kronis atau terdapat malnutrisi asupan zat gizi kronis, serta nilai z-<em>score</em> tinggi badan menurut usia dengan kurang dari -2SD. Permasalahan gangguan nafsu makan pada balita stunting diberikan pemberian asuhan komplementer berupa <em>baby</em> <em>massage</em> untuk memperlancar nafsu makan, dimana dapat memperbaiki fungsi nervus vagus yang menjadikan anak mudah lapar sehingga gangguan nafsu makannya dapat ditangani. Pemijatan yang aman dapat menggunakan citronella oil. Kandungan geraniol dan sitronelal pada <em>CITRONELLA OIL </em>bermanfaat untuk meningkatkan nafsu makan pada balita. Tujuan pada studi kasus ini yaitu Peningkatan Nafsu Makan Pada Balita Stunting Dengan Baby Gym dan <em>Citronella Oil</em>. Metode studi kasus dilakukan yaitu pada 5 balita stunting umur 1–5 tahun selama 3 hari di wilayah Puskesmas Pagedongan dengan pemberian pijat bayi menggunakan citronella oil. Studi kasus ini dilakukan dengan observasi, anamnesa, dan pemeriksaan fisik. Observasi yang dilakukan menggunakan lembar observasi makan untuk mengetahui nafsu makan pada balita stunting. Hasil yang diperoleh bahwa setelah diberikan baby massage dengan citronella oil terdapat 3 balita yang mengalami peningkatan pada frekuensi dan porsi makannya, 2 diantaranya mengalami peningkatan nafsu makan pada porsinya saja tanpa adanya penambahan pada frekuensi makannya. Hasil tersebut dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan nafsu makan baik itu frekuensi maupun porsi pada ke 5 responden.</p> 2023-11-01T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) https://e-abdimas.unw.ac.id/index.php/jhhs/article/view/341 Terapi Spiritual Doa Tafakur terhadap Peningkatan Kesejahteraan Pasien Kanker: A Systematic Review 2023-09-12T03:24:03+00:00 Priyanto priyanto.citrosudarmo.76@gmail.com Achmad Fauzi Kamal priyanto_araaf@yahoo.co.id Debie Dahlia priyanto_araaf@yahoo.co.id Besral Besral priyanto_araaf@yahoo.co.id <p><em>Medical surgical nursing care is the main source of service in an effort to achieve quality improvement in the well-being of cancer patients in hospitals. The well-being of cancer patients can be improved through various nursing interventions, including spiritual therapy of tafakur prayer. This research is to synthesize the study of spiritual therapy of tafakur prayer on improving the well-being of cancer patients. This study uses a systematic review approach with quantitative methods using the PRISMA model. The dependent variable is the patient's well-being, and spiritual therapy of tafakur prayer is the independent variable. Of the 323 selected articles, 6 articles met the selected inclusion and exclusion criteria. The articles were collected from 4 database sources namely: EBSCO host, proQuest, Science Direct and Google Scholar. The results of the research show that spiritual therapy of tafakur prayer can improve the quality of life and increase physical well-being, including reducing pain and blood pressure and improving respiratory rate. In addition, spiritual therapy of tafakur prayer can improve psychological and emotional well-being including stress and anxiety as well as spiritual well-being so that it can improve the social well-being of cancer patients. Spiritual therapy of tafakur prayer can be applied by nurses in medical surgical nursing services for cancer patients in hospitals.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Asuhan keperawatan medikal bedah menjadi sumber utama pelayanan dalam upaya mencapai kualitas peningkatan kesejahteraan pasien kanker di rumah sakit. Kesejahteraan pasien kanker dapat ditingkatkan melalui berbagai intervensi keperawatan, termasuk terapi spiritual doa tafakur. Penelitian ini untuk mensintesis kajian terapi spiritual doa tafakur terhadap peningkatan kesejahteraan pasien kanker. Penelitian ini menggunakan pendekatan <em>systematic review</em> dengan metode kuantitatif menggunakan model PRISMA. Variabel dependen adalah kesejahteraan pasien, dan terapi spiritual doa tafakur sebagai variabel independen. Dari 323 artikel terseleksi ada 6 artikel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang dipilih. Artikel-artikel tersebut dikumpulkan dari 4 sumber basis data yaitu: <em>EBSCO host, ProQuest, Science Direct </em>dan<em> Google Scholar</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi spiritual doa tafakur dapat memperbaiki kualitas hidup dan meningkatkan kesejahteraan fisik, termasuk menurunkan nyeri dan tekanan darah serta memperbaiki laju pernapasan. Selain itu terapi spiritual doa tafakur dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis dan emosional termasuk stres dan kecemasan serta kesejahteraan spiritual hingga dapat meningkatkan kesejahteraan sosial pasien kanker. Terapi spiritual doa tafakur dapat diterapkan oleh perawat dalam pelayanan keperawatan medikal bedah pada pasien kanker di rumah sakit.</p> 2023-11-01T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) https://e-abdimas.unw.ac.id/index.php/jhhs/article/view/276 Gambaran Konsep Diri Ibu Menopause di Desa Sumur 2023-03-04T06:46:28+00:00 Eka Martalia liyanovie05@gmail.com Liyanovitasari liyanovitasari058@gmail.com <p><em>Data from the Central Bureau of Statistics shows that out of 118 million women, 15.2 million experience menopause. Menopause is not only marked by the cessation of menstruation, postmenopausal women also experience many changes, ranging from physical appearance, psychological condition to sexual desire. In addition, menopausal women also can not get pregnant anymore. The changes that occur can have an impact on the self-concept of the mother who experiences it. Self-concept consists of self-image, self-ideal, self-role, self-identity and self-esteem. to know the self-concept description of menopausal women in Sumur Village. This type of quantitative approach with a descriptive design. The study population was 157 menopausal women in Sumur Village with a total sample of 113 respondents using a proportional random sampling technique. The instrument used was a questionnaire. The results showed that most of the self-concept of menopausal women was moderate, as many as 41 respondents (36.3%). The results of the self-concept component include the self-image of postmenopausal mothers mostly low by 60 respondents (53.1%), the ideal self of postmenopausal mothers is mostly moderate by 41 respondents (36.3%), the self-role of postmenopausal mothers is mostly high by 52 respondents (46%) , the self-identity of postmenopausal women was mostly moderate, as many as 46 respondents (40.7%), and the self-esteem of postmenopausal women was mostly low, as many as 61 respondents (54%). the self-concept of postmenopausal mothers is mostly in the moderate category. Suggestion: it is hoped that the family can provide support for menopausal women, besides that menopausal women can increase their self-confidence by participating in community and religious activities</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Data Badan Pusat Statistik menunjukkan ada 15,2 juta wanita dari 118 juta mengalami menopause. Menopause tidak hanya ditandai dengan berhentinya menstruasi, wanita yang telah menopause juga mengalami banyak perubahan, mulai dari penampilan fisik, kondisi psikologis hingga hasrat seksual. Selain itu wanita yang sudah menopause juga tidak bisa hamil lagi. Perubahan yang terjadi ini dapat berdampak pada konsep diri ibu yang mengalaminya.Konsep diri terdiri dari citra diri, ideal diri, peran diri, identitas diri dan harga diri. mengetahui gambaran konsep diri ibu menopause di Desa Sumur. Jenis pendekatan kuantitatif dengan rancangan deskriptif. Populasi penelitian 157 ibu menopause di Desa Sumur dengan jumlah sampel 113 responden dengan teknik <em>proposiaonal random sampling. </em>Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar konsep diri pada ibu menopause adalah sedang sebanyak 41 responden (36.3%). Hasil dari komponen konsep diri mencakup citra diri ibu menopause sebagian besar rendah sebanyak 60 responden (53.1%), ideal diri ibu menopause sebagian besar sedang sebanyak 41 responden (36.3%), peran diri ibu menopause sebagian besar tinggi sebanyak 52 responden (46%), identitas diri ibu menopause sebagian besar sedang sebanyak 46 responden (40.7%), dan harga diri ibu menopause sebagian besar rendah sebanyak 61 responden (54%). konsep diri ibu menopause sebagian besar dalam kategori sedang. diharapkan keluarga dapat memberikan dukungan pada ibu menopause, selain itu ibu menopasue bisa meningkatkan percaya diri dengan mengikuti kegiatan-kegiatan masyrakat dan religi </p> 2023-09-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) https://e-abdimas.unw.ac.id/index.php/jhhs/article/view/343 Hubungan Antara Work Family Conflict dengan Stres Kerja Perawat di RSUD Cilacap 2023-09-06T15:04:45+00:00 Shindy Ayuning Prahesti Shindy shindyayupra27@gmail.com Indri Heri Susanti shindyayupra27@gmail.com Fauziah Hanum shindyayupra27@gmail.com <p><em>Nursing is a profession that plays an important role in providing health services. A nurse must fulfill his duties and responsibilities. In carrying out this task, one of them causes stress and the most common cause is headaches (49%) (Ika Puspitasari &amp; Suprayitno, 2021). This is called dual role conflict or work-family conflict. The prevalence of work-family conflict is 83.33% for female nurses and 16.67% for male nurses (Rosyad, 2017). This research aims to determine the relationship between work-family conflict and the work stress of nurses at Cilacap Regional Hospital. This research uses quantitative methods and uses a cross-sectional approach. The sampling method is purposive sampling. The sample was 58 nurses at Cilacap Regional Hospital. Data collection methods used the American Institute of Stress questionnaire and the standard work-family conflict questionnaire adapted from Frone et al. The research results showed that 53 respondents (91.4%) experienced work-family conflict, and 30 respondents (51.7%) experienced work stress, thus there is a significant relationship between work-family conflict and work stress in nurses at Cilacap Regional Hospital with p-value = 0.000 where p &lt; value a (0.05), with r = 0.579. Based on the research results, it is hoped that work-family conflicts faced by female nurses can be achieved by holding family gatherings and providing rewards for high-achieving employees so that work stress is reduced.</em></p> <p> </p> <p><strong>A</strong><strong>BSTRAK</strong></p> <p>Keperawatan merupakan salah satu profesi yang memegang peranan penting dalam memberikan pelayanan kesehatan. Seorang perawat memiliki kewajiban untuk memenuhi tugas dan tanggung jawabnya. Dalam melakukan tugas ini, salah satunya menyebabkan stres dan penyebab paling umum adalah sakit kepala (49%) (Ika Puspitasari &amp; Suprayitno, 2021). Hal ini disebut dengan konflik peran ganda atau <em>work family conflict</em>. Jumlah pravelensi <em>work family conflict</em> presentase perawat wanita 83,33% dan perawat pria 16,67% (Rosyad, 2017). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara <em>work family conflict</em> dengan stres kerja perawat di RSUD Cilacap. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan menggunakan pendekatan <em>cross sectional.</em> Cara pengambilan sampel berupa <em>purposive sampling</em>. Sampel sebanyak 58 perawat di RSUD Cilacap. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner <em>American Institute of stress</em> dan kuesioner baku <em>work family conflict</em> yang diadaptasi dari <em>frone et al</em>. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa 53 responden (91,4%) mengalami <em>work family conflict,</em> 30 responden (51,7%) mengalami stres kerja, dengan demikian terdapat hubungan yang signifikan antara <em>work family conflict</em> dengan stres kerja pada perawat di RSUD Cilacap dengan p-value = 0.000 dimana p &lt; nilai a (0.05), dengan r = 0.579. Berdasarkan hasil penelitian diharapkan <em>work family conflict</em> yang dihadapi perawat wanita dapat dengan menyelenggarakan <em>family gathering</em> dan pemberian <em>reward </em>bagi karyawan berprestasi agar stress kerjanya berkurang.</p> 2023-09-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) https://e-abdimas.unw.ac.id/index.php/jhhs/article/view/307 Hubungan Berat Badan Lahir dengan Pertumbuhan Bayi di TPMB Isnaningsih, S.Tr.Keb Kabupaten Semarang 2023-08-30T04:17:47+00:00 Cinta Nashita cintansht712@gmail.com yulia nur khayati yulia.farras@gmail.com <p><em>The Infant Mortality Rate (IMR) is an indicator to determine the health status of a country throughout the world. IMR in Indonesia is still very high, according to the results of the Indonesian Demographic Health Survey (SDKI) that IMR in Indonesia in 2021 was 27,566 deaths, a decrease compared to 2020, which was 28,158 deaths. Of all infant deaths, 73.1% of them occurred in the neonatal period (20,154 deaths). The most common causes of neonatal death in 2021 are Low Birth Weight (LBW) conditions of 34.5% and asphyxia of 27.8%. Birth weight can be an indicator to see survival and growth. Birth weight is the baby's weight in the first 1 (one) hour after birth. The baby's weight is determined by the nutritional status of the fetus. The research method in this study is to use an observational analytic design, and use a cross sectional approach. The population in this study were all newborns from May-November 2022. The total sample was 60 people. The sampling technique used total sampling. The research instrument used was the newborn register book. The results of this study of the 40 respondents, there were normal birth weights with 66.7% results from univariate analysis. Based on the results of bivariate analysis with the chi square test, it was obtained a significant value with a value of p = 0.000 &lt;a = 0.05 so that there was a relationship between birth weight and baby growth in the working area of ​​the TPMB midwife Isnaningsih Kab. Semarang. Conclusion There is a relationship between birth weight and baby growth in the work area of ​​the TPMB midwife Isnaningsih Kab. Semarang.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan disuatu negara seluruh dunia. AKB di Indonesia masih sangat tinggi, menurut hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) bahwa AKB di Indonesia pada tahun 2021 sebanyak 27.566 kematian, menurun dibandingkan tahun 2020, yaitu sebanyak 28.158 kematian. Dari seluruh kematian bayi, 73,1% diantaranya terjadi pada masa neonatal (20.154 kematian). Penyebab kematian neonatal terbanyak pada tahun 2021 adalah kondisi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebesar 34,5% dan asfiksia sebesar 27,8%. Berat badan lahir dapat menjadi indikator untuk melihat kelangsungan hidup dan pertumbuhan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara berat badan lahir dengan pertumbuhan bayi.. Metode penelitian dalam penelitian ini yaitu menggunakan rancangan yang bersifat analitik observasional, dan menggunakan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi baru lahir dari bulan Mei-November tahun 2022. Jumlah sampel 60 bayi teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Instrument peneliti yang digunakan yaitu master tabel dengan sumber data dari buku register bayi baru lahir. Hasil Univariate diketahui bahwa 40 responden berat badan lahir normal dengan hasil 66,7% dan didapatkan pertumbuhan bayi 60% Normal dan Gemuk. Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan uji chi square didapatkan nilai signifikan dengan nilai p=0,000 &lt;a=0,05 sehingga terdapat hubungan antara berat badan lahir dengan pertumbuhan bayi di wilayah kerja TPMB bidan Isnaningsih Kab. Semarang. Simpulan Ada hubungan antara berat badan lahir dengan pertumbuhan bayi di wilayah kerja TPMB bidan Isnaningsih Kab. Semarang.</p> 2023-09-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) https://e-abdimas.unw.ac.id/index.php/jhhs/article/view/354 Hubungan Pola Pemberian Makan Balita dengan Status Gizi di Posyandu Karang Jati 2023-09-29T02:30:48+00:00 Riska Susanti riskasusantiii123@gmail.com Risma Aliviani Putri riskasusantiii123@gmail.com <p><em>Feeding pattern is a person's behavior that can affect nutritional status Diet pattern can provide an overview of nutritional intake including the type, amount, and schedule in fulfilling nutrition The pattern of feeding toddlers will affect health in the future. The principle of nutritional needs at each age is different. Children aged 1-3 years are passive consumers, the nutritional needs of children aged 1-3 years depend on the nutrition provided by the mother. The problem of incorrect feeding or improper feeding can impact toddler nutrition</em><em>. This study aims to determine the relationship between toddler feeding patterns and nutritional status at the Karang Jati Posyandu, Bergas District</em><em>.</em><em>R</em><em>esearch using analytical methods with cross sectional approach. The population and sample in this study were 47 mothers who had toddlers and 47 toddlers aged 12-60 months in the Karang Teak Posyandu Bergas District. The sampling technique uses total sampling. </em><em>D</em><em>ata collection tool used a feeding pattern questionnaire that adopted from previous studies that had been valid and reliable, while for nutritional status assessment using digital scales / dancing to measure BB statistical tests were analyzed with chi-square test (x2) with a significant level (α) = 0.05.The results of the study showed an overview of feeding patterns for toddlers in the Karang Jati Posyandu, Bergas sub-district, out of a total of 47 respondents, the majority were in the good category, with a total of 29 people (61.7%). category of good nutritional status with a total of 37 people (78.72%) The chi-square test shows the value of ρ = 0.002 &gt; from the value of α 0.05 there is a relationship between toddler feeding patterns and nutritional status. The conclusion from the results of research that has been done is that there is a relationship between toddler feeding patterns and nutritional status. It is expected that mothers in providing a diet pay attention to efforts to improve their diet, by providing unique foods to attract the attention of toddlers (nutritious).</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Pola pemberian makan merupakan perilaku seseorang yang dapat mempengaruhi status gizi Pola makan dapat memberikan gambaran asupan gizi mencakup jenis, jumlah, dan jadwal dalam pemenuhan nutrisi Pola pemberian makan balita akan berpengaruh terhadap kesehatan dimasa depan Prinsip kebutuhan nutrisi setiap usia berbeda-beda. Anak pada usia 1–3 tahun bersifat konsumen pasif, kebutuhan nutrisi anak usia 1-3 tahun tergantung pada nutrisi yang disediakan oleh ibu. Masalah pemberian makan yang salah ataupun pemberian makan yang tidak sesuai dapat berdampak gizi balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola pemberian makan balita dengan status gizi di posyandu karang jati kecamatan bergas. penelitian menggunakan metode <em>analitik</em> dengan pendekatan <em>cross sectional. </em> Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah adalah 47 ibu yang mempunyai balita dan 47 balita usia 12-60 bulan diposyandu karang jati kecamatan bergas. Adapun teknik sampling menggunakan <em>total sampling. . </em>Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner pola pemberian makanan yang mengadopsi dari penelitian sebelumnya yang telah valid dan reliabel, sedangkan untuk penilaian status gizi mengguanakan timbangan digital/dancing untuk mengukur BB uji statistik dianalisis dengan uji <em>chi-square</em> (x<sup>2</sup>) dengan taraf signifikan (α) = 0,05. Hasil penelitian didapatkan gambaran pola pemberian makan pada balita di posyandu karang jati kecamatan bergas dari total 47 responden sebagian besar kategori baik dengan jumlah 29 orang (61,7%) gambaran status gizi pada balita di posyandu karang jati kecamatan bergas dari total 47 responden sebagian besar kategori status gizi baik dengan jumlah 37 orang sa(78,72%)Uji chi-square menunjukkan nilai ρ = 0,002 &gt; dari nilai α 0,05 ada hubungan antara pola pemberian makan balita dengan status gizi. Kesimpulan dari hasil penelitian yang sudah dilakukan adalah ada hubungan antara pola pemberian makan balita dengan status gizi.Diharapkan kepada ibu dalam memberikan pola makan memperhatikan upaya-upaya untuk meningkatkan pola makannya, dengan memberikan makanan yang unik untuk menarik perhatian balita(bergizi).</p> 2023-09-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) https://e-abdimas.unw.ac.id/index.php/jhhs/article/view/355 Pola Asuh Orangtua Berhubungan dengan Perkembangan Bicara dan Bahasa Balita di Puskesmas Ambarawa 2023-09-29T02:17:37+00:00 Melania Rosaria Moniz melaniarosariamoniz@gmail.com Isfaizah is.faizah0684@gmail.com <p><em>Parenting is the way parents direct children, how they educate and teach children everything. The development of speech and language in children is greatly influenced by a healthy relationship between parents and children. The occurrence of speech and language delays in children causes children to be difficult to socialize with peers and the surrounding environment. This study aims to determine the relationship between parenting style and speech and language development in toddlers in the Working Area of the Ambarawa Health Center, Semarang Regency. The design of this study is correlational analytic with a crosssectional </em><em>design</em><em>. The population of this study was all toddlers of the Ambarawa Health Center, Semarang Regency as many as 717 toddlers and a sample of 88 people using the purposive sampling method. Data collection tools using </em><em>Parenting Styles and Dimensions Questionnaire-Short Version (PSDQ)</em><em> and KPSP. Data analysis used </em><em>uni-variate</em><em> analysis with frequency distribution and </em><em>bi-variate</em><em> analysis with Chi-square. Parents of toddlers mostly have permissive parenting (39.8%) and normal speech and language development (62.5%). There is a significant relationship between parenting style and speech and language development in toddlers in the Working Area of Puskesmas Ambarawa Semarang Regency (p value &lt;0.001). Permissive parenting has more potential for children experiencing speech and language delays. Parents must be able to invite more children to communicate and speak in daily activities so that their development is optimal</em><strong><em>.</em></strong></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Pola asuh orang tua merupakan cara orang tua mengarahkan anak, bagaimana mereka mendidik dan mengajarkan pada anak segala hal. Perkembangan bicara dan bahasa pada anak sangat dipengaruhi adanya hubungan yang sehat antara orang tua dengan anak. Terjadinya keterlambatan bicara dan berbahasa pada anak mengakibatkan anak menjadi sulit bersosialisasi dengan teman sebaya maupun lingkungan sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh dengan perkembangan bicara dan bahasa pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa Kabupaten Semarang. Desain penelitian ini analitik korelasional dengan pendekatan <em>crosssectional</em>. Populasi penelitian ini seluruh balita Puskesmas Ambarawa Kabupaten Semarang sebanyak 717 balita dan sampel sebanyak 88 orang dengan metode <em>purposive sampling</em>. Alat pengambilan data menggunakan <em>Parenting Styles and Dimensions Questionnaire-Short Versio</em>n (PSDQ) dan KPSP. Analisis data menggunakan analisis univariat dengan distribusi frekuensi dan analisa bivariat dengan Chi-square. Orang tua balita sebagian besar mempunyai pola asuh permisif (39,8%) dan perkembangan bicara dan bahasa normal (62,5%). Ada hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan perkembangan bicara dan Bahasa pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa Kabupaten Semarang (p value &lt;0,001). Pola asuh permisif berpotensi lebih untuk anak mengalami keterlambatan bicara dan bahasa. Orang tua harus bisa lebih banyak mengajak anak berkomunikasi dan berbahasa dalam kegiatan sehari-hari agar perkembangannya optimal.</p> 2023-09-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) https://e-abdimas.unw.ac.id/index.php/jhhs/article/view/342 Kajian Penyimpanan Obat-Obat Khusus di Fasilitas Kesehatan di Kabupaten X Tahun 2022 2023-09-29T05:10:10+00:00 Niken Dyahariesti nikenariesti09@gmail.com Richa Yuswantina nikenariesti09@gmail.com Adam Wibowo nikenariesti09@gmail.com Pujiana Ashari nikenariesti09@gmail.com Rita Andriyani nikenariesti09@gmail.com <p><em>Storage is one of a series of drug cycle management that needs attention, because it greatly affects the quality of these preparations before being handed over to patients, especially for special drugs. The specific drugs in question are LASA (Look Alike Sound Alike) drugs and vaccines. The vaccine being researched is specifically IDL (Complete Basic Immunization). This research was taken at health facilities (health offices, hospitals and health centers) in District X. The purpose of this study was to evaluate the storage of special medicines at health facilities in District X. Data collection was carried out prospectively in July 2022 with a cross approach sectional uses a checklist according to the standard for special drug storage. Storage standards use the 2021 Vaccine ManagementsaGuidelines in Health Service Facilities, 2020 CDOB and 2016 Minister of Health Regulatiion 72 The results of the study found that storage of LASA drugs was 100% (good). For vaccines seen from building indicators 87.5% (good), facilities 80% (good) and storage management 93.3% (good). Based on the results above, it can be concluded that the storage of special medicines in health facilities in X district</em> is considered good.</p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Penyimpanan merupakan salah satu dari rangkaian <em>drug manajemen cycle</em> yang perlu diperhatikan, karena sangat berpengaruh terhadap kualitas dari sediaan tersebut sebelum diserahkan ke pasien terutama untuk obat-obat khusus. Obat khusus yang dimaksud adalah obat LASA (<em> Look Alike Sound Alike</em>) dan vaksin. Vaksin yang diteliti khususnya IDL (Imunisasi Dasar Lengkap). Penelitian ini diambil di fasilitas kesehatan ( dinas kesehatan, rumah sakit dan puskesmas) yang berada di Kabupaten X. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi penyimpanan obat-obat khusus di fasilitas kesehatan di Kabupaten X. Pengambilan data dilakukan secara prospektif pada bulan Juli 2022 dengan pendekatan<em> cross sectional </em>menggunakan checklist sesuai standart penyimpanan obat khusus. Standart penyimpanan menggunakan Pedoman Pengelolaan Vaksin di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tahun 2021, CDOB tahun 2020 dan Permenkes 72 Tahun 2016. Hasil penelitian di dapatkan bahwa untuk penyimpanan obat LASA 100 % (baik). Untuk vaksin dilihat dari indikator bangunan 87,5 % ( baik), fasilitas 80 % ( baik ) dan pengelolaan penyimpanan 93,3 % ( baik). Berdasarkan hasil diatas maka dapat disimpulkan penyimpanan obat-obat khusus difasilitas kesehatan di kabupaten X termasuk baik.</p> 2023-09-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) https://e-abdimas.unw.ac.id/index.php/jhhs/article/view/339 Evaluasi Pengobatan pada Pasien Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) di RST Dr. Asmir Salatiga 2023-09-29T13:15:17+00:00 Jatmiko Rahmat di4n.oktianti@gmail.com Dian Oktianti di4n.oktianti@gmail.com <p><em>Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) is a lung condition characterized by a lack of airflow that can cause progressive and permanent damage to the lungs. This will cause symptoms of shortness of breath, coughing, wheezing and phlegm production. Patients with COPD require long-term therapy, so the accuracy of dosing must always be considered so that the therapeutic effect is achieved. The aim of this study was to determine the description of drug use and the accuracy of drug doses given to COPD patients. The method of this research is observational research presented descriptively with a retrospective approach using medical records of COPD patients RST dr. Asmir Salatiga for the period January - March 2023. A total of 65 samples were selected purposively. The data is analyzed and presented in the form of a percentage table. The accuracy of the dose was analyzed using the Drug Information Handbook edition 24. Based on the results of the study, it was possible to see the picture of combination therapy with long-acting corticosteroids and bronchodilators (Budesonide and Formoterol fumarate) as much as 73.8%, Xanthine (Aminophylline) as much as 46.2%, β-2 agonist (Salbutamol) as much as 29.2%, and Mucolytic (N-acetylcysteine) as much as (50.4%). There were 47 patients (72.3%) who received the correct dose according to the literature and 18 patients (27.7%) received the low dose. Conclusion: The most commonly used combination of drugs is corticosteroids and long-acting bronchodilators (Budesonide and Formoterol fumarate) 73.8%. Evaluation of the accuracy of COPD drug doses, 47 patients (72.3%) received doses that were in accordance with the literature.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah kondisi paru-paru yang ditandai oleh kurangnya aliran udara yang dapat menyebabkan kerusakan progresif pada dan permanen pada paru-paru. Hal ini akan menyebabkan gejala sesak napas, batuk, mengi dan produksi dahak. Pasien dengan PPOK memerlukan terapi jangka panjang, sehingga ketepatan pemberian dosis harus selalu diperhatikan agar efek terapi tercapai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penggunaan obat, dan ketepatan dosis obat yang diberikan kepada pasien PPOK. Metode penelitian ini adalah penelitian observasional disajikan secara deskriptif dengan pendekatan retrospektif menggunakan catatan rekam medik pasien PPOK RST dr. Asmir Salatiga periode Januari - Maret 2023. Sebanyak 65 sampel yang dipilih secara <em>purposive</em>. Data dianalisis dan disajikan dalam bentuk tabel persentase. Ketepatan dosis dianalisa menggunakan panduan <em>Drug Information Handbook</em> edisi 24. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui gambaran terapi kombinasi kortikosteroid dan bronkodilator kerja lama (Budesonide dan Formoterol fumarate) sebanyak 73,8%, Xantin (Aminofilin) sebanyak 46,2%, Agonis β-2 (Salbutamol) sebanyak 29,2%, dan Mukolitik (N-asetilsistein) sebanyak (50,4%). Terdapat 47 pasien (72,3%) mendapatkan dosis yang tepat sesuai literatur dan 18 pasien (27,7%) mendapatkan dosis rendah. Simpulan<strong>: </strong>Kombinasi obat paling banyak digunakan golongan kortikosteroid dan bronkodilator kerja lama (Budesonide dan Formoterol fumarate) 73,8%. Evaluasi ketepatan dosis obat PPOK, 47 pasien (72,3%) mendapatkan dosis yang sesuai dengan literatur.</p> 2023-09-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) https://e-abdimas.unw.ac.id/index.php/jhhs/article/view/278 Karakteristik Dispensasi Kawin di Pengadilan Agama Ambarawa Tahun 2022 2023-03-02T06:32:23+00:00 Feny Marselina etisalafas.unw@gmail.com Eti Salafas etisalafas.unw@gmail.com <p><em>The rate of child marriage in Indonesia is ranked 7th (UNICEF, 2018) and ranked 2nd in ASEAN with a child marriage rate of 27.6 percent or around 23 million children married in Indonesia in 2018 (KPPPA, 2018), the Central Java Women's Empowerment and Child Protection Office recorded an increase in child marriage. In 2019, there were 2,049 child marriages until September 2020, an increase of 8,338 cases. This figure places Semarang Regency in 26th rank out of 35 regencies/cities in Central Java Meanwhile, in the first quarter of 2022, there were 63 cases. In 2021 there were 216 because these 63 cases were still in the first quarter of 2022. Marriage dispensation is granted by the Religious Court to prospective brides aged less than 19 years (men) and 16 years (women). In the Ambarawa Religious Court in 2022, there were 231 cases of marriage dispensation verdicts. This study aims to describe the characteristics of marriage dispensation in the Ambarawa Religious Court area. This study is quantitative descriptive with a cross sectional approach using secondary data on marriage dispensation application documents from the Ambarawa religious court. The population is juvenile couples who applied for marriage dispensation at the Ambarawa Religious Court with 231 complete documents. Univariate analysis uses frequency distributions. The results of the study, the majority of couples' education is junior high school with the percentage of women (63.6) more than men (44.2%). Men's income is mostly (65.8%) more than UMR while women's income is almost entirely below UMR (94.4%), the reason for applying for marriage dispensation is most of them getting pregnant out of wedlock (19.9%). It is hoped that there will be efforts to increase knowledge, attitudes and positive social behavior of </em><em>adolescents in order to avoid the occurrence of pregnancy out of wedlock.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Angka pernikahan anak di Indonesia berada di peringkat 7 (UNICEF, 2018) dan peringkat 2 ASEAN dengan angka pernikahan usia anak 27,6 persen atau sekitar 23 juta anak yang menikah di Indonesia tahun 2018 (KPPPA, 2018), Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Jawa Tengah mencatat adanya peningkatan pernikahan anak di bawah umur. Pada tahun 2019 ada 2.049 pernikahan anak hingga September 2020 jumlahnya meningkat 8.338 kasus. Angka tersebut menempatkan Kabupaten Semarang pada peringkat 26 dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Sedangkan pada triwulan pertama 2022, terjadi 63 kasus. Pada 2021 terdapat 216 karena 63 kasus ini masih periode triwulan pertama pada tahun 2022. Dispensasi kawin diberikan oleh Pengadilan Agama kepada calon mempelai usia kurang 19 tahun (pria) tahun dan 16 tahun (wanita). Di Pengadilan Agama Ambarawa pada tahun 2022 ada 231 perkara putusan dipensasi kawin. Penelitian ini bertujuan mengambarkan karakteristik dispensasi kawin di wilayah Pengadilan Agama Ambarawa. Penelitian ini Deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional menggunakan data sekunder dokumen permohonan dispensasi kawin pengadilan agama Ambarawa. Populasinya adalah pasangan remaja yang mengajukan dispensasi kawin di Pengadilan Agama Ambarawa dengan dokumen lengkap sebanyak 231. Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian, mayoritas pendidikan pasangan adalah SMP dengan persentase Perempuan (63,6) lebih banyak dari laki-laki (44,2%). Penghasilan laki-laki sebagian besar (65,8%) lebih dari UMR sedangkan penghasilan perempuan hampir seluruhnya dibawah UMR (94,4%), alasan pengajuan dispensasi kawin paling banyak adalah hamil diluar nikah (19,9%). Diharapkan ada upaya peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku pergaulan remaja yang positif supaya terhindar kejadian hamil diluar nikah.</p> 2023-09-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) https://e-abdimas.unw.ac.id/index.php/jhhs/article/view/356 Sikap dan Motivasi Keluarga dalam Perawatan Penderita Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Adimulyo 2023-09-29T02:48:43+00:00 Ernawati erna.azzaam@gmail.com Podo Yuwono erna.azzaam@gmail.com Devie Tika Sari erna.azzaam@gmail.com <p><em>The prevalence of diabetes mellitus sufferers in Indonesia has reached more than 19.47 million people and is expected to increase to 28.57 million in 2045. Diabetes mellitus is a chronic disease characterized by an increase in blood sugar levels and requires treatment for a long time, even for life. sufferer's life. The family as the person closest to the sufferer has a family role and duty in helping care for DM sufferers undergoing treatment which can be done through the family's attitude and motivation. The aim of this research is to determine the attitudes and motivation of families in caring for family members suffering from DM in the Adimulyo Community Health Center working area. The method used is quantitative descriptive with a survey approach. The sample in this study was 80 respondents with a sampling technique using proportional random sampling. Data were collected using a family attitude and motivation questionnaire. The results of this research show that family attitudes are in the positive category (73.8%) and family motivation is in the strong category (65%). The research conclusion is that the family's attitude is in the positive category and the family's motivation is in the strong category. Future researchers can use different research methods to examine knowledge, behavior and family burden factors that influence DM care.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia mencapai lebih dari 19,47 juta orang dan diperkirakan akan meningkat menjadi 28,57 juta pada tahun 2045. Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis yang ditandai adanya kenaikan kadar gula darah dan memerlukan perawatan dalam waktu yang lama bahkan bisa sampai seumur hidup penderita. Keluarga sebagai orang terdekat penderita memiliki peran dan tugas keluarga dalam membantu merawat penderita DM menjalani pengobatan yang dapat dilakukan melalui sikap dan motivasi keluarga. Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui sikap dan motivasi keluarga dalam merawat anggota keluarga penderita DM di wilayah kerja Puskesmas Adimulyo. Metode yang digunakan deskriptif kuantitatif dengan pendekatan survey. Sampel dalam penelitian ini sejumlah 80 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan <em>proportional random sampling. </em>Pengambilan data menggunakan kuesioner sikap dan motivasi keluarga. Hasil penelitian ini menunjukkan sikap keluarga kategori positif (73,8%) dan motivasi keluarga dalam kategori kuat (65%). Kesimpulan penelitian bahwa sikap keluarga dalam kategori positif dan motivasi keluarga dalam kategori kuat. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode penelitian yang berbeda untuk meneliti faktor pengetahuan, perilaku, dan beban keluarga yang mempengaruhi perawatan DM.</p> 2023-09-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) https://e-abdimas.unw.ac.id/index.php/jhhs/article/view/270 Gambaran Peran Pendamping Keluarga bagi Calon Pengantin untuk Mencegah Stunting di Desa Delik Kabupaten Semarang 2023-03-02T06:19:42+00:00 Yulianti vistravef@gmail.com Vistra Veftisia vistravef@gmail.com <p><em>Family Companion is assistance to families who are prone to stunting. Interpreted as a series of activities which include counseling, facilitation of referral services and facilitation of social assistance with the aim of increasing access to information and services for families/families at risk of stunting such as pregnant women, postpartum mothers, children aged 0–59 months, and all prospective brides/PUS through 3-month pre-marital assistance as part of marriage services for early detection of stunting risk factors and making efforts to minimize/prevent the effects of stunting risk factors. The aim of the study was to describe the role of a family companion in the village of Delik, Tuntang sub-district, Semarang regency. This type of quantitative descriptive research uses a cross-sectional approach. The total population is 37 family companions. The sampling technique used the total sampling method with a questionnaire research instrument. Data analysis using frequency distribution. And for the results of identifying risk factors for giving birth to positive role stunting 23 respondents (62.2%), educating positive role 19 (51.4%), facilitating prospective brides to carry out efforts (treatment) to prevent positive role stunting birth 25 (67.6%), informing/ensuring the prospective bride and groom attending classes/obtaining positive role marriage guidance material 23 (62.2%), conducting positive role IEC 24 (64.9%), recording/reporting positive role 21 (56.8%) , The role of family companion in general is positive role 21 (56.8%)</em><em>. </em><em>the role of a family companion for the bride and groom to prevent stunting in the village of Delik is a positive role for 21 respondents (56.8%).</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Pendamping Keluarga adalah pendampingan terhadap keluarga yang memiliki kerawanan stunting. Dimaknai sebagai serangkaian kegiatan yang meliputi penyuluhan, fasilitasi pelayanan rujukan dan fasilitasi pemberian bantuan sosial yang bertujuan meningkatkan akses informasi dan pelayanan kepada keluarga/keluarga beresiko stunting seperti ibu hamil, ibu pasca persalinan, anak usia 0–59 bulan, serta semua calon pengantin/PUS melalui pendampingan 3 bulan pranikah sebagai bagian dari pelayanan nikah untuk deteksi dini faktor risiko stunting dan melakukan upaya meminimalisir /pencegahan pengaruh dari faktor risiko stunting. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran peran pendamping keluarga di Desa Delik Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Jenis penelitian Deskriftif Kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Jumlah populasi sebanyak 37 pendamping keluarga. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode total sampling dengan instrument penelitian kuesioner. Analisa data menggunakan distribusi frekuensi. Dan untuk hasil mengidentifikasi faktor resiko melahirkan stunting peran positif 23 responden (62.2%) , mengedukasi peran positif 19 (51.4%), memfasilitasi calon pengantin melakukan upaya (treatment) pencegahan melahirkan stunting peran positif 25 (67.6 %), menginformasikan/memastikan calon pengantin mengikuti kelas/mendapatkan materi bimbingan perkawinan peran positif 23 (62.2 %), melakukan KIE peran positif 24 (64.9 %), melakukan pencatatan /pelaporan peran positif 21 (56.8%) , Peran pendamping keluarga secara umum peran positif 21 (56.8%). peran pendamping keluarga bagi calon pengantin untuk mencegah stunting di Desa Delik yaitu peran positif sebanyak 21 responden (56.8%).</p> 2023-09-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) https://e-abdimas.unw.ac.id/index.php/jhhs/article/view/357 Analisis Perilaku Pemanfaatan Pelayanan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat di Puskesmas Bergas pada Wanita Usia Subur di Desa Jatijajar 2023-09-30T13:38:27+00:00 Alifia Jumeisya Setiawan alifiajumeisya123@gmail.com Luvi Dian Afriyani luviqanaiz@gmail.com <p><em>Puskesmas Bergas is one of the puskesmas that carries out IVA test services in Semarang Regency. The target of women of childbearing age for IVA examination in 1999 was women, 142 women who carried out IVA examination and 14 positive cases of IVA from 12 villages in the working area of Puskesmas Bergas. Karangjati Village has the highest IVA examination utilization of 16 people and Jatijajar Village has a low coverage of 1 person. Based on the interview results of Jatijajar Village Midwives and 5 women of childbearing age in Jatijajar Village, it was found that few who carried out IVA examinations were influenced by behavioral factors.</em> <em>Analyze the utilization behavior of IVA examination services at the Bergas Health Center for women of childbearing age in Jatijajar Village.</em> <em>Qualitative research methods. The population of all women of childbearing age in Jatijajar Village. The research subjects were 9 women of childbearing age in Jatijajar Village and 3 triangulation informants, namely village midwives, posyandu cadres, and IVA examination program coordinators. Instruments with structured interview</em> <em>guidelines.</em> <em>Most respondents do not know about </em><em>the IVA program, </em><em>for </em><em>the attitude </em><em>factor wus smostly support the IVA program. Ease of access to services </em><em>is </em><em>no obstacle but access to information is still lacking. Puskesmas are expected to carry out health promotion using media such as leaflets, etc.Village Midwives and Cadres hold promotions related to IVA examinations for women of childbearing age through various media.</em></p> <p> </p> <p><a name="_Toc141965722"></a><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Puskesmas Bergas merupakan salah satu puskesmas yang melaksanakan pelayanan tes IVA di Kabupaten Semarang. Sasaran Wanita usia subur untuk pemeriksaan IVA 1999 perempuan, 142 perempuan yang melakukan pemeriksaan IVA dan 14 kasus possitif IVA dari 12 Desa wilayah kerja Puskesmas Bergas. Desa Karangjati pemanfaatan pemeriksaan IVA tertinggi 16 orang dan Desa Jatijajar cakupan rendah 1 orang. Berdasarkan hasil wawancara Bidan Desa Jatijajar dan 5 wanita usia subur Desa Jatijajar didapatkan bahwa sedikit yang melakukan pemeriksaan IVA dipengaruhi oleh faktor perilaku. Menganalisis perilaku pemanfaatan pelayanan pemeriksaan IVA di Puskesmas Bergas pada wanita usia subur di Desa Jatijajar. Metode penelitian kualitatif. Populasi seluruh wanita usia subur di Desa Jatijajar. Subjek penelitian wanita usia subur di Desa Jatijajar yang berjumlah 9 orang dan untuk informan triangulasi berjumlah 3 orang yaitu bidan desa, kader posyandu, dan koordinator program pemeriksaan IVA. Instrumen dengan pedoman wawancara tersetruktur. Sebagian besar responden belum mengetahui tentang program IVA, untuk factor sikap wus sebagian besar mendukung program IVA. kemudahan akses pelayanan tidak ada kendala namun akses informasi masih kurang. Puskesmas diharapkan melakukan promosi Kesehatan dengan menggunakan media seperti leaflet, dll.Bidan Desa dan Kader mengadakan promosi terkait pemeriksaan IVA kepada wanita usia subur melalui berbagai media.</p> 2023-09-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) https://e-abdimas.unw.ac.id/index.php/jhhs/article/view/345 Potensi Antioksidan Kombinasi Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinale var Rubrum) dan Bunga Telang (Clitoria ternatea L) dengan Metode DPPH 2023-09-29T05:11:06+00:00 Della Jauharotus Sa’adah rissalailavifta@unw.ac.id Rissa Laila Vifta rissalailavifta@unw.ac.id Windi Susmayanti rissalailavifta@unw.ac.id <p><em>The combination of two or more natural product was thought to increase their pharmacological activity as an antioxidant. Red ginger and blue butterfly pea flowers are two natural product that can be combined to have better antioxidant activity. The aim of this research was to analyze the antioxidant activity of the combination of red ginger extract (JM) and butterfly pea flower (TL) based on the IC50 value. Red ginger and butterfly pea flowers was used as the sample. Extraction was carried out by maceration method using 96% ethanol as solvent and n-hexane as purification solvent. The determination of antioxidant activity have done by using the DPPH method. The IC50 value were analyzed statistically using the One Way Anova test and the LSD test. The yield of purified red ginger n-hexane extract was 63.3% and 90.4% of butterfly pea flower. Both of red ginger and butterfly pea flower extracts were positive for flavonoids, tannins, saponins, and alkaloids. The IC50 value of JM:TL (0:1) combination was 31.17 ppm, JM:TL (1:0) combination was 65.644 ppm, JM:TL (1:1) combination was 38.65 ppm, JM:TL (1:2) ombination was 54.775 ppm, and JM:TL (2:1) combination was 22.262 ppm. The combination of red ginger extract and butterfly pea flower extract have a strong to very strong category of antioidant activity. The LSD analyzed results showed that there is a significant difference in the IC50 value in all combinations with a p-value &lt;0.05.</em></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Kombinasi dua atau lebih bahan alam diduga dapat meningkatkan aktivitas farmakologisnya sebagai antioksidan. Rimpang jahe merah dan bunga telang merupakan dua bahan alam yang dapat dikombinasikan dan diduga berpotensi memiliki aktivitas antioksidan yang baik. Tujuan penelitian untuk menganalisis aktivitas antioksidan kombinasi ekstrak jahe merah (JM) dan bunga telang (TL) berdasarkan nilai IC<sub>50.</sub> Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan sampel jahe merah dan bunga telang. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96% dan purifikasi ekstrak menggunakan pelarut n-heksan. Pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH. Data dianalisis secara statistika menggunakan uji <em>One Way Anova</em> dan uji LSD. Rendemen ekstrak purifikasi n-heksan jahe merah 63,3% dan bunga telang 90,4%. Hasil pengujian metabolit sekunder pada kedua ekstrak positif mengandung flavonoid, tanin, saponin, dan alkaloid. Nilai IC<sub>50</sub> Kombinasi JM:TL (0:1) 31,17 ppm, Kombinasi JM:TL (1:0) 65,644 ppm, Kombinasi JM:TL (1:1) 38,651 ppm, Kombinasi JM:TL (1:2) 54,775 ppm, dan Kombinasi JM:TL (2:1) 22,262 ppm. Aktivitas antioksidan kombinasi ekstrak jahe merah dan ekstrak bunga telang menghasilkan nilai IC<sub>50 </sub>dengan kategori kuat sampai dengan sangat kuat Hasil uji LSD menunjukkan adanya perbedaan signifikan pada nilai IC<sub>50</sub> pada seluruh kombinasi dengan p-<em>value </em>&lt;0,05. </p> 2023-09-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) https://e-abdimas.unw.ac.id/index.php/jhhs/article/view/360 Perbedaan Kecemasan Pasien Sebelum dan Sesudah Diberikan Spiritual Emotional Freedom Technique di Ruang IGD RSUD dr Gondo Suwarno 2023-10-06T06:45:02+00:00 Ani Sri Setyo Wijianti profesibidan@unw.ac.id Eko Susilo ekosmrg18@gmail.com <p><em>The overcrowding of patients and procedures has the potential to increase pain, discomfort and threaten the integrity of the body causing patient anxiety in the emergency room. Anxiety in emergency room patients that is not handled properly can contribute to the morbidity and death of critically ill patients. Therapy that uses spiritual elements is safe, easy, fast and simple, even without risk because it does not use tools or needles to reduce anxiety problems, including the Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT).</em> <em>To find out the difference in the anxiety of psychosomatic patients before and after being given the SEFT</em> <em>in the emergency room of RSUD Dr Gondo Suwarno</em><em>. </em><em>The design of this study used a pre-experimental approach with a one group pre-post test design approach. The population studied was the psychosomatic patient in the Emergency Room at Dr. Hospital. Gondo Suwarno, as many as 557 people with a total sample of 10 people were taken using purposive sampling technique. The data analysis used was paired sample t-test which was processed using the SPSS data processing program.</em> <em>The anxiety of psychosomatic patients before being given the spiritual emotional freedom technique was mostly in the category of severe anxiety (70,0%). The anxiety of psychosomatic patients after being given the spiritual emotional freedom technique was mostly in the category of severe anxiety (70,0%). There is a significant difference in the anxiety of psychosomatic patients before and after being given the spiritual emotional freedom technique in the emergency room of RSUD Dr Gondo Suwarno, obtained a p-value of 0,000 &lt;0,05 (α).</em> <em>It is better for patients in the emergency room to follow all the instructions given by the nurse when giving the spiritual emotional freedom technique so that optimal results are obtained, namely the anxiety experienced can be controlled immediately.</em></p> <p><a name="_Toc142311262"></a><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Kepadatan pasien dan prosedur tindakan berpotensi meningkatkan nyeri, ketidaknyamanan dan mengancam integritas tubuh menyebabkan kecemasan pasien di ruang IGD. Kecemasan pada pasien IGD yang tidak tertangani dengan baik maka dapat berkontribusi pada morbiditas dan kematian pasien saat kritis. Terapi yang menggunakan unsur spiritual aman, mudah, cepat dan sederhana bahkan tanpa risiko karena tidak menggunakan jarum untuk mengurangi kecemasan diantaranya <em>Spiritual Emotional Freedom Technique</em> (SEFT). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kecemasan pasien sebelum dan sesudah diberikan spiritual SEFT di ruang IGD RSUD Dr Gondo Suwarno. Desain pada penelitian ini menggunakan pre eksperimen dengan pendekatan <em>one group pre-post test design.</em> Populasi yang diteliti pasien instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Dr. Gondo Suwarno, sebanyak 557 orang dengan jumlah sampel 10 orang diambil dengan mengunakan teknik <em>purposive sampling. </em>Analisis data yang digunakan adalah <em>paired</em> <em>sample t-test </em>yang diolah dengan menggunakan program SPSS. Kecemasan pasien sebelum diberikan SEFT sebagian besar kategori cemas berat (70,0%). Kecemasan pasien sesudah diberikan SEFT sebagian besar kategori cemas berat (70,0%). Ada perbedaan yang bermakna kecemasan pasien sebelum dan sesudah diberikan <em>spiritual emotional freedom technique </em>di ruang IGD RSUD Dr Gondo Suwarno, didapatkan <em>p-value</em> sebesar 0,000 &lt; 0,05 (α). Sebaiknya pasien di ruang IGD mengikuti semua instruksi yang diberikan perawat saat memberikan SEFT sehingga diperoleh hasil optimal yaitu kecemasan yang dialami segera dapat terkendali.</p> 2023-09-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) https://e-abdimas.unw.ac.id/index.php/jhhs/article/view/344 Pengaruh Pijat Oksitosin terhadap Kelancaran Produksi ASI pada Ibu Post Partum di Klinik Umum dan Rumah Bersalin Amanda Oku Timur 2023-09-12T03:41:44+00:00 Oni Elena mond88mond@yahoo.com Moneca Diah Listiyaningsih mon88mond@yahoo.com <p><em>Breast milk is the best food because it contains all the nutrients in the ideal amount and composition needed by babies. Unsmooth milk production on the first day of delivery can be caused by a lack of stimulation of the hormone oxytocin which plays a very important role in milk production. At the research site, the efforts made to expedite breast milk production were only giving breast milk facilitating drugs, non-pharmacological efforts to expedite breast milk production, one of which was oxytocin massage, had never been given so that this encouraged mothers to meet their baby's needs by giving formula milk because some mothers do not like to drink drug.To determine the effect of oxytocin massage on the smooth production of breast milk in post partum mothers at the Amanda Oku Timur General Clinic and Maternity Hospital. This study used a Quasi-Experimental method with a pre-experimental approach, namely one group pretest and posttest design. The population in this study were all post partum mothers as many as 30 respondents in June. The sample in this study was part of the total population of 15 respondents 2 days post partum mothers who met predetermined criteria. The sampling technique used purposive sampling, observation sheet data collection instruments, statistical tests used the Wilcoxon Matched Pairs Signed Test.Based on the results of statistical tests using the Wilcoxon test, it was found that the p-value on the frequency of breastfeeding babies and the frequency of infant BAK was 0.001, at α 5%, which means the p-value &lt; α. So it can be significant that there is an effect of oxytocin massage on the smooth production of breast milk in post partum mothers at the Amanda Oku Timur General Clinic and Maternity Hospital. Based on the analysis that has been done, oxytocin massage is effective for smooth milk production. There is an effect of oxytocin massage on the smooth production of breast milk, because there is a significant difference between the smooth production of breast milk before and after treatment. It is suggested that health workers, especially midwives, can socialize the benefits of oxytocin massage as an effort to expedite milk production.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>ASI merupakan makanan terbaik karena mengandung zat gizi dengan jumlah dan komposisi ideal yang dibutuhkan bayi. Ketidaklancaran produksi ASI hari pertama melahirkan dapat disebabkan kurangnya rangsangan hormone oksitosin yang sangat berperan dalam produksi ASI. Ditempat penelitian upaya yang diberikan untuk melancarkan produksi ASI hanya memberikan obat pelancar ASI, Upaya nonfarmakologis untuk melancarkan produksi ASI salah satunya pijat oksitosin belum pernah diberikan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pijat oksitosin terhadap kelancaran produksi ASI pada ibu post partum di Klinik Umum dan Rumah Bersalin Amanda Oku Timur. Penelitian ini menggunakan jenis metode <em>Quasi Eksperimen</em> dengan pendekatan <em>pre eksperiment</em> yaitu <em>one group pretest dan posttest design. </em>Populasi dalam penelitian ini seluruh ibu post partum 30 responden pada bulan Juni. Sampel pada penelitian ini 15 responden ibu post partum 2 hari yang memenuhi criteria. Teknik pengambilan sampel <em>purposive sampling, </em>instrumen pengumpulan data lembar observasi, uji statistic yang digunakan <em>Wilcoxon Matched Pairs Signed Test</em>.Berdasarkan hasil uji statistic menggunakan uji <em>Wilcoxon</em> didapatkan <em>p-value </em>pada frekuensi menyusui bayi dan frekuensi BAK bayi sebesar 0,001, pada α 5% yang artinya <em>p-value </em>&lt; α. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pijat oksitosin terhadap kelancaran produksi ASI pada ibu post partum di Klinik Umum dan Rumah Bersalin Amanda Oku Timur. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan pijat oksitosin efektif untuk kelancaran produksi ASI. Ada pengaruh pijat oksitosin terhadap kelancaran produksi ASI, ada perbedaan yang signifikan antara kelancaran produksi ASI sebelum dan setelah perlakuan. Saran agar petugas kesehatan khususnya bidan dapat mensosialisasikan manfaat pijat oksitosin sebagai upaya melancarkan produksi ASI.</p> 2023-09-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) https://e-abdimas.unw.ac.id/index.php/jhhs/article/view/352 Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan Obat Hipertensi Amlodipin dan Candesartan pada Pasien Hipertensi di Klinik Merah Putih Ungaran 2023-09-29T02:36:33+00:00 Annisa Ayu Kusuma Wardani annisawardanos@gmail.com Richa Yuswantina richayuswantina@gmail.com <p><em>Hypertension is a degenerative disease that has a high risk of morbidity and mortality that requires long-term care. Health financing in Indonesia is increasing, so it is necessary to do a cost-effectiveness analysis so that it can assist in making decisions regarding the selection of drugs that are effective in terms of benefits and costs. This study aims to determine the cost-effectiveness analysis of the use of hypertension drugs amlodipine &amp; candesartan in hypertensive patients at the Merah Putih Clinic Ungaran. Data collection was carried out retrospectively using outpatient hypertension data and a sample that met the inclusion criteria was obtained as many as 60 patients. To reduce the problem of health financing, a cost-effectiveness analysis is needed by calculating direct medical costs, and calculating the ACER and ICER values. Direct medical costs for Amplodipine 5 mg Rp. 82,270, Amplodipine 10 mg Rp. 71,650, Candesartan 8mg Rp. 91,000, Candesartan 16 mg Rp. 111040. Research shows that the percentage of therapeutic effectiveness from using amlodipine 5 mg is 13.33%, amlodipine 10mg is 15%, candesartan 8 mg is 15% and candesartan 16 mg is 16%. Cost effectiveness based on ACER Amplodipine 5 mg is IDR 107.582 and the ICER calculation is IDR 131.842. Direct medical costs for hypertensive patients at the Merah Putih Clinic Ungaran, Amplodipine 5 mg Rp. 82,270, Amplodipine 10 mg Rp. 71,650, Candesartan 8mg Rp. 91,000, Candesartan 16 mg Rp. 111,040. The most effective drug in hypertensive patients is Candesartan 16mg.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang memiliki risiko morbiditas dan mortalitas tinggi yang membutuhkan perawatan jangka panjang. Pembiayaan kesehatan di Indonesia semakin meningkat, maka perlu dilakukan analisis efektivitas biaya agar dapat membantu dalam pengambilan keputusan pemilihan obat yang efektif secara manfaat dan biaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis efektivitas biaya penggunaan obat hipertensi amlodipin &amp; candesartan pada pasien hipertensi di Klinik Merah Putih Ungaran. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif dengan menggunakan data pasien hipertensi rawat jalan dan didapatkan sampel yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 50 pasien. Untuk mengurangi masalah pembiayaan kesehatan diperlukan analisis efektivitas biaya dan menghitung nilai ACER dan ICER.:Biaya medik langsung Amplodipine 5mg Rp. 82.270, Amplodipine 10mg Rp. 71.650, Candesartan 8mg Rp. 91.000, Candesartan 16mg Rp. 111.040. Penelitian menunjukkan persentase efektivitas terapi dari penggunaan amlodipine 5 mg sebesar 13,33%, amlodipine 10mg sebesar 15%, candesartan 8 mg sebesar 15% dan candesartan 16 mg sebesar 16%. Efektivitas biaya berdasarkan ACER Amplodipine 5 mg sebesar Rp 107.582 dan perhitungan ICER Candesartan 16mg &amp; Candesartan 8mg Rp 131.842. Biaya medik langsung hipertensi di Klinik Merah Putih Ungaran Amplodipine 5mg Rp. 82.270, Amplodipine 10mg Rp. 71.650, Candesartan 8mg Rp. 91.000, Candesartan 16mg Rp. 111.040. Nilai ACER adalah Amplodipine 5mg sebesar Rp 107.582. ICER adalah Candesartan 16 mg &amp; Candesartan 8mg dengan nilai ICER sebesar Rp. 131.842</p> 2023-09-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS)