Perbandingan Kadar Flavonoid Total dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Labu Kuning dengan Variasi Pelarut

Comparison of Total Flavonoid Levels and Antioxidant Activity of Pumpkin Extract with Solvent Variations

Authors

  • Anasthasia Pujiastuti Universitas Ngudi Waluyo
  • Agitya Resti Erwiyani Universitas Ngudi Waluyo
  • Istianatus Sunnah Universitas Ngudi Waluyo

DOI:

https://doi.org/10.35473/jhhs.v4i2.215

Keywords:

labu kuning, pelarut, flavonoid, antioksidan

Abstract

Pumpkin (Cucurbita maxima D.) has many bioactive compounds, especially in the flesh. Bioactive compounds in pumpkin fruit include flavonoids. Extraction of flavonoids can be done using the maceration method. The extraction process requires a solvent that can extract the active compounds contained in a plant. Solvents that can be used for extraction include 96% ethanol, 70% ethanol, ethyl acetate, and n-hexane. This study aimed to compare the total flavonoid content and antioxidant activity of pumpkin extract from 4 types of solvents. The extraction method in this study is maceration using 4 variations of solvents. The qualitative test was carried out using the Thin Layer Chromatography (TLC) method. Quantitative test to determine the antioxidant activity of pumpkin extract using the ABTS method. The results of the qualitative test resulted in the retention factor (Rf) ranging from 0.3 to 0.82, which means that pumpkin extract contains flavonoids. Quantitative test results of total flavonoid content in pumpkin extract with 96% ethanol (93.017 mgQE/g), 70% ethanol (29.799 mgQE/g), ethyl acetate (135.546 mgQE/g), n-hexane (125.833 mgQE/g) . Antioxidant activity with parameter IC50 value on pumpkin extract with 70% ethanol (67.85 ppm), 96% ethanol (69.00 ppm), ethyl acetate (84.79 ppm), and n-hexane (99.81 ppm) as solvent included in the strong category. The highest total flavonoid content of pumpkin fruit extract was ethyl acetate solvent. The best antioxidant activity was shown by pumpkin fruit extract with 70% ethanol solvent yielding an IC50 value of 67.85 ppm.

ABSTRAK
Labu kuning (Cucurbita maxima D.) memiliki banyak senyawa bioaktif, terutama pada daging buahnya. Senyawa bioaktif dalam buah labu kuning antara lain flavonoid. Ekstraksi flavonoid dapat dilakukan dengan menggunakan metode maserasi. Proses ekstraksi memerlukan pelarut yang dapat menyari senyawa aktif yang terdapat dalam suatu tanaman. Pelarut yang dapat digunakan untuk ekstraksi antara lain etanol 96%, etanol 70%, etil asetat dan n-heksan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kadar flavonoid total dan aktivitas antioksidan ekstrak buah labu kuning dari 4 jenis pelarut. Metode ekstraksi pada penelitian ini yaitu maserasi menggunajan 4 variasi pelarut. Uji kualitatif dilakukan dengan menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Uji kuantitatif untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstark labu kuning menggunakan metode ABTS. Hasil penelitian pada uji kualitatif menghasilkan retensi faktor (Rf) berkisar antara 0,3 – 0,82 yang berarti ekstrak buah labu kuning mengandung flavonoid. Hasil pengujian kuantitatif kadar flavonoid total dalam ekstrak buah labu kuning dengan pelarut etanol 96% (93,017 mgQE/g), etanol 70% (29,799 mgQE/g), etil asetat (135,546 mgQE/g), n-hexana (125,833 mgQE/g). Aktivitas antioksidan dengan parameter nilai IC50 pada ekstrak buah labu kuning dengan pelarut etanol 70% (67,85 ppm), etanol 96% (69,00 ppm), etil asetat (84,79 ppm) dan n-hexana (99,81 ppm) termasuk kategori kuat. Kadar flavonoid total ekstrak buah labu kuning tertinggi yaitu dengan pelarut etil asetat. Aktivitas antioksidan terbaik ditunjukkan oleh ekstrak buah labu kuning dengan pelarut etanol 70% menghasilkan nilai IC50 sebesar 67,85 ppm.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Arifin, B. & Ibrahim, S., (2018), Struktur, Bioaktivitas dan Antioksidan Flavonoid, Jurnal Zarah, Vol. 6 No. 1, halaman 21-29.

Ayu, S.M., (2020), Pengaruh Formulasi Emulgel Buah Labu Kuning (Cucurbita maxima D.) sebagai Pelembab Kulit, Skripsi, Universitas Ngudi Waluyo, Ungaran, Jawa Tengah.

Handayani, H., Sriherfyna, F. H., & Yunianta. (2016). Ekstraksi Antioksidan

Daun Sirsak Metode Ultrasonic Bath (Kajian Rasio Bahan : Pelarut dan

Lama Ekstraksi). Jurnal Pangan Dan Agroindustri, 4(1), 262–272.

Harborne, J, P. (1996). Metode Fitokimia Penentuan Cara Modern Menganalisis Tumbuhan (2nd ed.), Institut Teknologi Bandung, Bandung

Hasnaeni, Wisdawati, & Usman, S. (2019). Pengaruh Metode Ekstraksi Terhadap

Rendemen Dan Kadar Fenolik Ekstrak Tanaman Kayu Beta-Beta (Lunasia

amara Blanco). Jurnal Farmasi Galenika, 5(2), 175–182.

https://doi.org/10.22487/j24428744.2019.v5.i2.13149

Ikhsanudin, Azis and Mardhiyah, S. (2017) ‘Formulasi dan Uji Anti jerawat Gel Ekstrak Etanol 70% Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi Linn.) terhadap Bakteri Propionibacterium acnes’, Medula, 5(1), pp. 416–426.

Kurniawati, E. (2015) ‘Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Tunas Bambu Apus Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus Secara In-vitro, Jurnal Wiyata, 2(2), pp. 193–199.

Mistriyani, Riyanto, S., & Rohman. (2018). Antioxidant activities of Rambutan

(Nephelium lappaceum L) peel in vitro. Food Research, 2(1), 119–123.

https://doi.org/10.26656/fr.2017.2(1).150

Mukhriani, M., Rusdi, M., Arsul, M. I., Sugiarna, R., & Farhan, N. (2019). Kadar

Fenolik dan Flavonoid Total Ekstrak Etanol Daun Anggur (Vitis vinifera L).

Ad-Dawaa’ Journal of Pharmaceutical Sciences, 2(2).

https://doi.org/10.24252/djps.v2i2.11503

Noelia, Valenzuela, Junior, Morales, Infante, J. A. (2011). Physicochemical, technological properties, and health benefits of Cucurbita moschata Duchesne vs. Cehualca. A Review. Food Research International, 44(9), 2587–2593

Parwata, I.M.O.A., (2016). Flavonoid, Diktat/Bahan Ajar Kimia Organik, Universitas Udayana, Denpasar.

Rohman, A. (2009). Kimia Farmasi Analisis. In 1. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Quinn, M.E.,(2009), Handbook of Pharmaceutical Excipients, sixth edition, Pharmaceutical Press and American Pharmacist Association, USA.

Sami, F. J., & Rahimah, S. (2015). Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol

Bunga Brokoli (Brassica oleracea L. var. Italica) dengan Metode DPPH (2,2

diphenyl-1-picrylhydrazyl) dan Metode ABTS (2,2 azinobis (3-

etilbenzotiazolin)-6-asam sulfonat). Jurnal Fitofarmaka Indonesia, 2(2),

–110. https://doi.org/10.33096/jffi.v2i2.179

Serlahwaty, D., & Sevian, A. N. (2016). Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol

% Kombinasi Buah Strawberry Dan Tomat Dengan Metode ABTS.

Prosiding Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia, 50, 20–21.

Sudarmadji, S., Haryono, B., dan Suhardi, 1989, Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan Pertanian, Liberty, Yogyakarta.

Sudarmanto, I. dan Suhartati, T. (2015) ‘Aktivitas Antioksidan Senyawa Flavonoid Pada Kulit Akar Tanaman Ara (Ficus )’, Jurnal Kesehatan, 6(2), pp. 137–141.

Downloads

Published

2022-09-30

How to Cite

Anasthasia Pujiastuti, Agitya Resti Erwiyani, & Istianatus Sunnah. (2022). Perbandingan Kadar Flavonoid Total dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Labu Kuning dengan Variasi Pelarut: Comparison of Total Flavonoid Levels and Antioxidant Activity of Pumpkin Extract with Solvent Variations. Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS), 4(2), 324–339. https://doi.org/10.35473/jhhs.v4i2.215