Ketahanan Hidup Larva Aedes Aegypti Pada Air Limbah Laundry Dan Air Kotoran Sapi
The Resistance Of Aedes Aegypti Mosquitoes In Laundry Waste Water And Cow Faeces Water
DOI:
https://doi.org/10.35473/jhhs.v2i1.61Keywords:
Ketahanan, Aedes Aegypti, Air TercemarAbstract
Aedes aegypti mosquito is an infectious vector of Dengue Hemorrhagic Fever(DHF). Adaptation patterns have occurred in Aedes Aegypti mosquito breeding places that are proven to be able to lay eggs in contaminated water. This adaptation pattern for breeding sites is not yet known for its resistance to development from the egg phase to becoming a mosquito. This study aims to determine the resistance of Aedes aegypti larvae in contaminated water, namely cow faeces waste and laundry waste and clean water as a control. This study used a post test only control group design, with contaminated water media taken directly from the DHF endemic residential areas.25 Larvae samples used instar II which then be placed on each medium with 9 replications. Observations were made for 8 days from the second instar phase to imago. Data on larval resistance and development were analyzed descriptively. Aedes aegypti larvae can survive and thrive in cow faeces water with a percentage of 99.56%. Growth and development of Aedes aegypti larvae in cow faeces water one day faster than well water as a control. Aedes aegypti larvae in laundry waste experience 100% death on the last day observation and abnormal larval growth. The resistance of Ades aegypti mosquitoes in cow faeces water which is contaminated water is very high, so it is necessary to plan further prevention programs related to the presence of DHF vectors in contaminated water.
ABSTRAK
Nyamuk Aedes Aegypti merupakan vektor penular dari penyakit Demam Berdarah Dengue(BDB). Pola adaptasi sudah terjadi pada tempat perindukan nyamuk Aedes Aegypti yang terbukti dapat bertelur di air yang tercemar. Pola adaptasi tempat perindukan ini belum diketahui ketahanan dari perkembangan dari fase telur sampai menjadi nyamuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan hidup larva Aedes Aegypti pada air tercemar yaitu air limbah kotoran sapi dan limbah laundry dan air bersih sebagai kontrol. penelitian ini menggunakan post test only control group design, dengan media air tercemar yang diambil langsung dari daerah pemukiman endemis DBD. Sampel larva yang digunakan adalah instar II yang berjumlah 25 ekor yang kemudian akan diletakkan pada masing-masing media dengan 9 kali replikasi. Pengamatan dilakukan selama 8 hari dari fase instar II sampai dengan imago. Data ketahanan dan perkembangan larva dianalisis secara deskriptif. Larva Aedes Aegypti dapat bertahan hidup dan berkembang pada air kotoran sapi dengan persentase 99,56%. Pertumbuhan dan perkembangan larva Ae.aegypti pada air kotoran sapi sehari lebih cepat dibandingkan dengan air sumur sebagai kontrol. Larva Ae.aegypti pada limbah laundry hanya mampu bertahanan dengan persentase 6,22% pada hari kedua dan terus mengalami penurunan dan mencapai kematian 100% pada pengamatan hari terakhir serta selama pengamatan pertumbuhan larva tidak normal. Ketahanan hidup nyamuk Ae.aegypti pada air kotoran sapi yang merupakan air tercemar sangat tinggi, sehingga perlu ada perencanaan program penanggulangan lanjutan terkait keberadaan vektor DBD di air tercemar.
Downloads
References
Amalia, R,dkk,.2009. Perilaku Bertelut Nyamuk Aedes Aegypti Pada Air Sumur Gali Dan Air Comberan. Laporan Penelitian. Prosiding Seminar Nasional Hari Nyamuk.
Ananda S. Pengaruh Suhu, kaporit, dan pH terhadap pertumbuhan cendawan entomopatogen transgenik Aspergullus Niger-GFP dan patogenitasnya pada larva nyamuk Aedes aegypti. 2009. Departemen Biologi. Fakultas MIPA. Institut PertanianBogor. Diakses melaluihttp://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44330/Abstract%20G09san.pd f?sequence=3
Aradila,A.S.,2009.Uji Efektifitas Larvasida Ekstrak Ethanol Daun Mimba(Azadirachta indica) Terhadap Larva Aedes aegypti (Skripsi). Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Christophers,Sir S.Rickard.1960.Aedes Aegypti(L.) The Yellow Fever Mosquito.The Syndics Of The Cambridge University Press.
Clark TM, Flis BJ, Rennold SK. pH tolerances and regulatory abilities of freshwater and euryhaline Aedine mosquitoes larvae. The Journal of Experimental Biology. April 2004.
Hadi UK, Sigit SH, Agustina E.Habitat Jentik Aedes aegypti (Diptera: Culicidae) pada air terpolusi di Laboratorium. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor. http://upikke.staff.ipb.ac.id/files/2010/05/Habitat-jentik-Aedesaegypti-pada- air-terpolusi1.pdf
Hidayat MC,dkk. 1997. Pengaruh pH Air Perindukan terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Aedes aegypti Pra Dewasa. Cermin Dunia
Jacob,Aprianto. 2014. Ketahanan hidup dan pertembuhan nyamuk Aedes Aegypti pada berbagai jenis media air perindukan . Jurnal e-biomedik(eBM), Volume 2, Nomor 3.
Kedokteran.
Mukhopadhyay, AK, dkk. 2010. Effect of common salt on laboratory reared immature stages of Aedes aegypti (L). Asian Pacific Journal of Tropical Medicine.pada berbagai jenis media air perindukan . Jurnal e-biomedik(eBM),
Ridha, M. Rasyid, dkk. 2013. Hubungan Kondisi Lingkungan dan Kontain- er dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti di Daerah Endemis Demam Berdarah Dengue di Kota Banjarbaru. Jurnal Epidemiologi dan Penyakit Bersumber Binatang (Jurnal Buski).
Sayono, QoniatumS,dkk. 2011.Pertumbuhan Larva Aedes Aegypti pada air tercemar.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Semarang.
Setiyaningsih, Riyani. 2014. Pengaruh Suhu Penyimpanan terhadap Presentase Tetas Telur Aedes aegypti di Laboratorium. Jurnal Vektora.
Sudarmaja, I.2008. Pemilihan Tempat Bertelur Nyamuk Aedes Aegypti Pada Air Limbah Rumah Tangga Di Laboratorium. Universitas UdayanaVolume 2, Nomor 3
Vyas, JM. 2013.Medicine Plus.[Online] diakses pada 12 September melalui http://www.nlm.nih.gov/
WHO, 2018. Dengue and Severe Dengue. [Online] Available at : Farmaka http://www.who.int/en/news- room/fact-sheets/details/dengue-and-severe-dengue (Accessed
Wurisastuti,Tri. 2017. Perilaku Bertelur Nyamuk Aedes Aegypti Pada Media Air Tercemar.Pusat Lokal Penelitian Dan Pengembangan Penyakit Bersumber Binatang, Baturaja.
Yotopranoto,S.,dkk. 1998. Dinamika Populasi Vektor pada Lokasi dengan Kasus Demam Berdarah Dengue yang Tinggi di Kotamadya Surabaya. Majalah Kedokteran Tropis Indonesia.