HUBUNGAN SIKLUS MENSTRUASI DENGAN TINGKAT PMS (PREMENSTRUAL SYNDROME) PADA REMAJA PUTRI DI KELURAHAN KECANDRAN KOTA SALATIGA
DOI:
https://doi.org/10.35473/jhhs.v1i1.9Keywords:
Siklus menstruasi, tingkat PMSAbstract
PMS (Premenstrual Syndrome) merupakan kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosi yang muncul secara siklik dalam rentang waktu 7-10 hari dan menghilang setelah darah haid keluar akibat perubahan hormonal yang berhubungan dengan siklus menstruasi. Penelitian ini dilakukan karena PMS menjadi salah satu masalah besar bagi wanita di Indonesia. Mengetahui hubungan siklus menstruasi dengan tingkat PMS (Premenstrual Syndrome) pada remaja putri di Kelurahan Kecandran Kota Salatiga. Metode Penelitian: Penelitian ini deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dengan proportional random sampling. Besarnya populasi adalah 405 remaja dan besarnya sampel adalah 89 remaja putri. Instrumen penelitiannya berupa kuesioner. Analisis data menggunakan uji statistik Chi Square. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar siklus menstruasi normal sebanyak 52 responden (58,4%), dan tingkat PMS tidak ada gejala hingga ringan sebanyak 68 responden (76,4%). Uji statistik Chi Square didapatkan nilai p-value 0,613>α =0,05 yang artinya tidak ada hubungan siklus menstruasi dengan tingkat PMS pada remaja putri di Kelurahan Kecandran Kota Salatiga. Diharapkan bagi remaja putri di Kelurahan Kecandran Kota Salatiga untuk lebih meningkatkan aktivitas olahraga idealnya 3-4 kali per minggu untuk menurunkan resiko PMS.
Downloads
References
Allen, S. (1991). The Shortened Premenstrual Assssment Form. J Reprod Med. Vol 36 (11): 769-72.
Andrews dan Gilly. (2009). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita. Vol 2. Jakarta: EGC.
Devi Mazarina, (2013). Hubungan Kebiasaan Makan dengan Kejadian Sindrom Pramenstruasi pada Remaja Putri. Teknologi dan Kejuruan. Vol. 32, No. 2, September 2013: 197-208.
El Manan. (2013). Kamus Cerdik Kesehatan Wanita. Yogyakarta: Flash Book.
Elvira dan Sylvia. (2010). Sindrom Pra-Menstruasi Normalkah?. Jakarta: FKUI.
Ilmi, A. F., & Utari, D. M. (2018). Faktor Dominan Premenstrual Syndrome Pada Mahasiswi ( Studi Pada Mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Dan Departemen Arsitektur Fakultas Teknik , Universitas Indonesia ) The Dominant Factors Of Premenstrual Syndrome In University Student ( Study At Female Students Of Public Health And The Department Of Architecture , Faculty Of Engineering , University Of Indonesia ), 39–50.
Kathleen, M., Lustyk, B., dan Gerrish, W.G. (2010). Premenstrual Syndrome Dysphoric Disorder: Issues of Quality of Life, Stres and Exercise. Springer Science + Bussiness Media LCC, USA.
Lestari, T. (2013). Hubungan Aktivitas Olahraga Remaja dengan Kejadian Premenstrual Syndrome pada Siswi MAN 1 Bukit Tinggi. Prima Nusantara Journal.
NIH. (2014). Premenstrual Syndrome [Online] United States: National Institute of Health.
Notoatmodjo, S., (2010). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
Nur Najmi. (2011). Buku Pinter Menstruasi. Yogyakarta : Buku Biru.
Pujihastutik EK. (2012). Hubungan Antara Rasio Lingkar Pinggang Panggul, Asupan Zat Gizi dan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Syndrome Premenstruasi pada Siswi MTs N Mlinjon Filial Truck Klaten tahun 2012. Jurnal Kesehatan Masyarakat 2012; 1 (2): 572-7.
Puspitasari. R., dkk. (2014). Pengetahuan Mahasiswi Universitas Al Azhar Indonesia Terhadap Premenstrual Syndrome. Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNO,. Vol. 2, No. 3.
Winkjosastro. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.